Selasa, 29 Agustus 2017

Gunung selamet via kaliwadas




Berawal dari tempat kami dibesarkan (biovack orange) perjalanan saya bersama bapak ketua umum Samastha buana (24) bermulai, tujuan kami gunung selamet Jawa tengah jalur yang kami pilih adalah kaliwadas dusun duwuhan kabupaten berebes. Tepat pukul 8 malam bus yang kami tumpangi siap memberangkatkan kami,, perlahan merayap membelah Jakarta hingga menjauh dari ibukota

Tepat pukul 04.00 kami sampai di terminal baru bumi ayu, sedikit terlambat memang dari rencana sampai dikotanya ngapak-ngapak ini, maklum libur panjang memepengaruhi kepadatan lalu lintas diperjalanan tadi, perjalanan kami lanjutkan dengan menumpang kendaraan pengantar sayur menuju pasar pengasinan desa sirampog

Hiruk pikuk pasar pengasinan menyambut kedatangan kami, kedatangan kami memeng bertepatan dengan aktivitas pasar yg sedang ramai-ramainya,

Dari pasar sirampog perjalanan dilanjutkan menggunakan jasa ojeg menuju desa duwuhan kaliwadas, 



Gagahnya gunung selamet semakin membuat kami tak sabar untuk menyentuhnya, setelah proses perizinan selesai perjalananpun kami mulai dengan melintasi perkampungan warga desa dukuh kaliwadas dilanjutkan melewati perkebunan penduduk, sekitar 30menit tibalah kami di pos 1 
tuk suci, sebuah sumber mata air yg dimanfaatkan warga dusun duwuhan dan PDAM sebagai sumber air. Dari cerita masyarakat sekitar, Tuk Suci atau pos 1 atau sumber air PDAM merupakan petilasannya petruk (dalam dunia perwayangan), mungkin dari cerita itu kenapa dinamai "Tuk (petruk) Suci" (Wallahuallam). Menurut saksi mata pernah terlihat sosok Katak yang besarnya lebih besar Dari seekor sapi super,, Katak itu menghilang setelah menceburkan diri kedalam mata air Tuk Suci,




Perjalanan menuju pos 2 semakin asyik, medan layaknya gunung tropis diindonesia lainnya dengan pohon-pohon besar dan rapat, diawal menuju pos 2 kita jumpai banyak pohon bambu, konon rangkaian pohon bambu ini disebut juga "Pringgodani" atau "bambu kecil" bambu-bambu ini yang dipakai gatot kaca sebagai senjatanya (panah), 30 menit berselang tibalah  kami di pos 2 Wringin growong atau dalam bahasa Indonesia pohon besar yg berlubang, dalam kisah perwayangan tempat ini merupakan petilasan Semar putih.



Hampir sepanjang jalan menuju pos 3 kami disuguhi oleh track yang landai, setelah 5 menit berjalan ada sebuah jembatan kayu yang menandakan sebuah percabangan lurus menuju sumur pengantin dan belok kiri menuju pos 3, track yang hampir tidak terlihat karena banyak ditutupi ilalang dan semak belukar menambah kesan tersendiri menemani perjalanan menuju pos 3, setelah 45 menit berjalan tibalah kami dipos 3 sebuah dataran kecil dengan pesona kayu raksasa di sekelilingnya.





Setelah Jalur Kali wadas memberikan angin segar kepada kami lewat jalur yang landai menuju pos 3 sebaliknya jalur menuju pos 4 mulai menanjak, vegetasi hutan yang rapat sesekali berkabut sedikit menciutkan nyali kami, tapi perjalanan tetaplah perjalanan, yang lebih indah itu bukan saat berada di puncak sana, tetapi prosesnya lah yang paling indah, begitulah nasihat orang-orang sholihin, butuh waktu 45menit untuk sampai dipos 4.






Menuju pos 5 kembali disuguhkan tanjakan - tanjakan yang memanjakan, butuh waktu 25 men it  untuk tiba ditempat peristirahatan pos 5, vegetasi hutan rapat dan pepohonan besar masih menemani perjalanan ditambah suara-suara burung yang saling bersahutan


Butuh sekitar 45 menit menuju pos 6 Medan yang semakin menanjak dan cuaca yang berkabut tipis, vegetasinya pun tak jauh berbeda dari pos sebelumnya namun kali ini dibutuhkan kesabaran yang lebih untuk mencapainya.


Menuju pos 7 membutuhkan waktu sekitar 30 menit, Medan semakin menanjak dimana vegetasi sudah mulai terbuka tanaman khas ketinggianpun sudah mulai nampak dipos 7.


Waktu yang dibutuhkan menuju pos 8 tidak lebih dari 30menit, Medan yang terbuka, sesekali dijumpai bunga kebanyggaan Indonesia (anapalis javanica) dan tanaman khas ketinggian lainnya.


Setelah berjalan sekitar 30menit tibalah kami di pos 9, vegetasi kembali rapat di sekitar pos 9 mulainya bertemu punggungan Antara Jalur kaliwadas Dan batu Raden, Medan yg dilalui pun tidak seterjal pos sebelumnya.






Perjalanan pun kami lanjutkan cuaca lagi-lagi sedang tidak bersahabat, saat menuju pos 10 hujan turun alhasil perkakas anti hujan keluar serentak, untung tak bisa dihindari selama perjalanan dari pos 9 kami tidak menemukan pos 10, alhasil tibalah kami di pos 11, Medan terbuka tepat berada di puncak punggungan, nampak indah pemandangan dari sini gagahnya puncak berbatu selamet,
kota kecil nun jauh disana berselimut kabut tipis, waktu tempuh kami dari pos 9 sampai pos 11 sekitar 1,5jam,
Saat itu waktu menunjukkan pukul 16.30 disertai gerimis yang mendayu-dayu, bulat sudah keputusan kami, kami akan bermalam disini berharap malam cuaca bagus sambil menatap gugusan bintang.




Alarm berdering keras menandakan jam 04.00 membangunkan kami untuk segera menyambut matahari di pagi ini, menuju pos 12 membutuhkan waktu 30 menit Medan yang dilalui masih berupa punggungan terbuka dari pos 12 kami melanjutkan perjalanan menuju puncak, Medan khas bebatuan menemani perjalanan kami, butuh waktu 1,5 jam untuk sampai di puncak gunung selamet
Disisi kanan nun jauh disana berdiri tegak gunung Ceremai dengan keangunanya, dari pandangan sebelah kiri nampak dua saudara kembar sindodoro dan sumbing.





1 komentar:

Tak ada lagi istilah "...sumber air suu dekat kakak..."

Bicara leuweung (hutan) dalam konsep budaya masayarakat parahiyangan dikelompokan dalam 3 zona : Perampasan hak hutan  1. Leuweung Titipan ...