Perjalanan ratusan mil,
Pundak yang menanggung puluhan kilo beban
Bermalam di rerimbunan,
Melawan dingin yang tak karuan,
Kadang diterpa hujan,
Kadang dihantam angin kencang,
Telapak kaki yang perih terkulai lelah,
Belum lagi luka gores sayatan duri tajam,
Semuanya dilakukan demi menikmati nikmatnya merindu
Bukankah kencang istilah
"baru terasa bila sudah tak ada"
Dan begitulah adanya,, rindu akan muncul jika subjek memang tak terlihat,,
Pernah suatu malam diantara rerimbunan kayu raksasa bermimpi "tong bontot" (baca: anak lelaki paling kecil) menindih badan sepulang lelah bekerja, sontak saya terbangun,, ternyata oh ternyata kaki salah satu rekan setenda mendarat halus menindih dada,, apakah alam mimpi dan alam sadar terkoneksi,
Wallahualam bishawab,,
Pelajaran berharga yang kelak akan diujikan kepada kita semua, bahwasanya semuanya hanya titipan,, kita semua harus bersiap berpisah,,
Salah satu sahabat pernah berpesan,, memang benar dunia kita terlalu luas,, sampai uban menggantikan rambut dikepalapun takan pernah usai kalian menyambanginya, namun harus diingat dunianya mereka (anak-anak) hanyalah kita, iya hanyalah kita
Maka nikmatilah nikmatnya "merindu"